WahanaNews-Riau I Aksi demo yang beberapa kali dilakukan bahkan terakhir aksi menjahit mulut oleh seorang imigran dinilai telah menciptakan citra buruk bagi Pekanbaru, Riau, dan Indonesia di mata dunia.
Pemerintah Kota Pekanbaru melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) menyatakan kekecewaannya atas sikap para imigran yang telah mencoreng dan tidak menghargai kedaulatan bangsa yang sedang mereka sebagai "transit" untuk mencari suaka.
Baca Juga:
Hadiri Rapat Timpora, Aspem : Cari Solusi Terbaik Masalah Pencari Suaka di Jakarta Pusat
"Dalam pandemi Covid-19 semua tidak boleh membuat kerumunan dan dilarang, tetapi mereka tidak mempedulikan ini. Artinya mereka tidak menghargai kedaulatan pemerintah kita, tidak menghargai sistem pemerintahan kita, perundang-undangan kita, ini sudah salah besar mereka," kata Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekanbaru Zulfahmi Adrian di Pekanbaru, Kamis, (14/10/2021).
Zulfahmimenyayangkan demo yang dilakukan para imigran kemarin, sementara keamanan dan kenyamanan mereka sudah dijamin di ibu Kota Provinsi Riau itu.
Zulfahmi menyesalkan sikap yang ditunjukkan oleh para imigran dengan melakukan unjuk rasa.
Baca Juga:
Perawat di Pekanbaru Ditangkap Polisi, Curi Emas Majikan Lansia Rp150 juta
"Mereka anggap apa kita PemkotPekanbaru, provinsi, atau negara Indonesia. Ini yang kita sesalkan sama mereka. Persoalan jaminan hidup, pelayanan kesehatan, kemudian keselamatan, mereka tidak pernah diusik atau diganggu. Mereka mau ke pasar, mau ke mana, olahraga, tidak pernah ada orang Indonesia yang mengganggu mereka. Artinya mereka hidup dengan aman dan nyaman di sini," katanya
Ia mengatakan, sebenarnya yang dilakukan imigran ini sudah berkali-kali. Kesbangpol sendiri sudah berkali diberikan penjelasan kepada mereka. Cuma, kata Zulfahmi, mungkin ketidakpuasan mereka.
"Yang dituntut mereka ini kan pindah ke negara ketiga. Pindah ke negara ketiga ini bukan hak para pengungsi. Tapi itu adalah hadiah atau bonus yang diberikan negara ketiga kepada pengungsi jika mereka menyetujui. Jadi pindah ke negara ketiga tidak bisa kita paksakan itu. Dan penjelasan ini sudah berulangkali," ujar Zulfahmi.
Kata Zulfahmi, para pengungsi ini juga sudah berulangkali diingatkan, bahwa saat ini Indonesia sedang pandemi C0vid-19. Pemko Pekanbaru sudah berulangkali mengingatkan agar tidak ada kerumunan dalam bentuk apa pun.
Zulfahmi juga menyebut, saat unjuk rasa, para imigran ini menyatakan tersiksa di Indonesia, serta perlakuan di Indonesia buruk. Ia menganggap pernyataan itu salah kaprah.
"Itu yang ndak boleh mereka lakukan. Itu sudah menghina atau merendahkan martabat kita selaku negara yang berdaulat. Itu yang ndak boleh. Itu yang harus kita tegakkan," tegasnya.
Apalagi selama ini Pemko Pekanbaru sudah memberi pelayanan yang baik. Ia mencontohkan, belum lama ini para imigran diberi pelayanan suntik vaksin. Sementara banyak warga Pekanbaru yang belum mendapatkan suntik vaksin.
"Kita juga melayani mereka dengan baik. Kemarin vaksinasi. Dari seluruh kota di Indonesia ini yang ada pengungsi luar negeri, Pekanbaru ini nomor satu. Artinya itu pemberian keamanan, keselamatan yang ada di Indonesia. Kita pertama di Indonesia ini. Sementara masyarakat lain belum, mereka sudah kita beri vaksinasi. Artinya kan itu bentuk perhatian pemerintah," jelasnya.
Dari seluruh kota di Indonesia ini yang ada pengungsi luar negeri, Pekanbaru ini nomor satu dalam pelayannya. Artinya itu pemberian keamanan, keselamatan yang ada di Indonesia itu telah diberikan secara maksimal. (tum)