RIAU.WAHANANEWS.CO, Rokan Hilir – Sejumlah Ketua Kelompok Tani yang tergabung dalam Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Srijaya, Kepenghuluan Sungai Panji Panji, Kecamatan Kubu Babussalam, mulai menyuarakan keluhan terkait penyaluran bantuan bibit padi dan pelaksanaan olah lahan (Oplah) tahun 2025 yang dinilai tidak transparan, Selasa (9/12/2025).
Budi, Ketua Kelompok Tani Usaha Kita, saat ditemui di kediaman Pak Sianturi, mengaku bingung dengan mekanisme penyaluran bantuan bibit padi tersebut. Menurutnya, kelompoknya memiliki lahan seluas 62 hektare, namun hanya dirinya sebagai ketua yang menerima bibit sebanyak 30 kilogram.
Baca Juga:
Anggota DPRD Dapil IV Gelar Reses di Kepenghuluan Bagan Batu, Tokoh Masyarakat dan Pendamping PKH Hadir
"Saya minta bibit padi untuk kelompok saya, tapi yang dikasih cuma 30 kilogram. Katanya hanya untuk saya saja, anggota tidak dapat, sementara untuk bantuan penjetoran, dari 62 hektare hanya 32 hektare yang masuk. Saya benar-benar bingung,” ujar Budi.
Keluhan serupa disampaikan Sianturi, petani yang mengelola sekitar 42 hektare lahan padi bersama kerabatnya. Ia mengaku hanya menerima 30 kilogram bibit, sementara biaya penjetoran lahan harus ditanggung sendiri.
“Kami memiliki lahan 42 hektare dan terdata dalam Oplah, tetapi hanya dapat 30 kilogram bibit. Penjetoran pun kami bayar sendiri,” tegas Sianturi.
Baca Juga:
Nelayan Rohil Minta Presiden Prabowo Turun Tangan: Kapal Pukat Harimau Diduga Langgar Aturan, Owner Malah Laporkan Nelayan ke Polairud
Ketua Kelompok Tani lainnya, Manalu, saat dikonfirmasi di kediamannya mengatakan bahwa anggotanya memang menerima bibit, namun biaya penjetoran lahan tetap ditanggung masing-masing petani.
"Anggota saya dapat bibit padi, tapi untuk penjetoran mereka bayar sendiri. Saya juga belum pernah diberi tahu kalau penjetoran seharusnya ditanggung pemerintah,” ungkap Manalu.
Tidak transparannya informasi serta dugaan ketidakteraturan penyaluran bantuan ini memicu keresahan di kalangan petani. Isu mengenai perlunya pemilihan ulang pengurus Gapoktan Srijaya semakin banyak dibicarakan.
Hal tersebut dibenarkan oleh Ketua Kelompok Tani lainnya, Sinaga.
“Memang benar ada dorongan dari para petani agar dilakukan pemilihan ulang Ketua Gapoktan,” ujarnya.
Upaya konfirmasi kepada Sekretaris Gapoktan Srijaya yang juga merangkap UPKK, Sutris, hingga berita ini diterbitkan belum membuahkan hasil. Wartawan telah mencoba menghubungi yang bersangkutan, namun belum mendapatkan jawaban resmi.
[Redaktur: Adi Riswanto]